Minggu, 14 Juni 2020

Gadget mendoktrin Mahasiswa

         Halo pembaca blogger(sepi). Sudah lama tidak berjumpa(sudah gila saya). Kali ini saya akan menulis sebuah cerita, dibaca ya..

Tepat malam hari setelah pulang kuliah aku merebahkan badanku yang lengket dengan keringat dan menebarkan aroma nan asam, seperti asam cuka dan bau mulut seperti bawang terkena lumpur ke sebuah bangku berbantal yang keras. Begitulah keadaanku saat aku pulang ke asrama di Universitas tercinta yang mahasiswanya dari berbagai daerah yang belum pernah kukunjungi.
         Aku yang masih merebahkan badanku itu lalu berpikir untuk menyalakan laptopku. Hitam, kering dan berdebu, persis seperti orangnya, kotor(fisik).
kucoba tekan tombol power, dan boom.. tidak menyala. berkali kali aku mencoba menyalakan tapi tetap saja tidak bisa. Aku sudah berdeduksi kalau laptopku "rusak".
         Akhirnya tepat malam itu juga aku bawa laptop ini ke tempat servis, dengan badan yang sudah wangi karena saran teman sekamar sehingga badanku yang beraroma asam kini beraroma basa(sabun dan shampo).
         Setelah aku bawa ke tempat servis itu yang berada di seberang sungai.. ternyata laptopku didiagnosa telah rusak, dan harus rawat inap untuk beberapa hari. Aku pulang, dengan perasaan sedih dan bingung, sedih karena harus mengeluarkan uang, bingung karena tugas-tugas akan sedikit terhambat. Beginilah aku, mahasiswa yang telah terdoktrin gadget.
                                                                            *
         Besoknya ada rapat di bagian kerohanian kampus, bersyukur masih ada satu gadget lagi yang berfungsi, ponsel. Tidak lama setelah selesai rapat, kulanjutkan untuk pergi ke perpustakaan untuk menggunakan komputer kampus untuk mendownload PascalGUI yang gr*tis. Untuk apa software ini, tidak lain adalah untuk menyelesaikan tugas praktikum Alpro yang semakin hari-semakin aneh bahasanya. Keren sih bahasa inggris, tapi banyak kode gitu deh.

Tidak ada komentar: